Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Al ilahi

Allahu arrahman arrahim almalik alqudus dst... Allahu atau al- ilahi yang maha tuhan Ketika keluar dari ghoib supranatural menuju natural atau menuju ruang dan waktu (ruang , waktu, rasa versi jawa) menjadi dia kamu kita aku kun nahnu anta huwa ana dan ketika kembali ke hakikat menjadi nya hu kosong tapi segala galanya

Murid dan Guru

Al kisah seorang murid bertanya kepada gurunya siapa yang menggerakan matahari wahai guru? Dengan bijaksana guru menjawab siapa yang bertanya wahai murid ku? Saya guru? Jawab si murid. Siapa nama mu? Sang guru bertanya kembali? Fulan nama saya? Timpal si murid. Fulan adalah nama yang diberikan oleh orang tua mu! Siapakah namu wahai murid? Jawab sang guru. Si murid kebingungan. Melihat hal tersebut guru dengan bijaksana memberikan penjelasan "muridku tentang fulan, saya, matahari adalah sebutan yang diberikan manusia kepada apa yang dilihat didengar dan dirasakan" " Mengenai siapa yang menggerakan matahari dan siapa nama mu jawaban nya ada pada dirimu"

Jama' Al Bahrain

Ilmu laduni adalah ilmu yang terbit dari kekuatan ruhani atau dengan istilah ilmu rasa, sedang ilmu yang lain adalah dari kekuatan potensi akal dan potensi fikir atau dengan istilah ilmu rasio. Adalah ibarat dua lautan yang tidak bertepi. Titik pertemuan dua ilmu tersebut di dalam hati seorang hamba,— adalah dugaan tempat terbitnya ilmu laduni.  Oleh karena itu, pertemuan kedua sosok tersebut (nabi Musa dan nabi Khidhir) sebagai sosok karakter bukan sosok personal adalah lambang sumber ilmu laduni yang harus digali oleh para salik di dalam karakternya sendiri.  Karakter tersebut dibentuk dengan ilmu, iman, amal dan akhlakul karimah. Sebagaimana yang diisyaratkan Allah SWT. kepada Musa as. saat berdialog dengan-Nya, "Yaitu seseorang yang paling berilmu tinggi adalah ketika dia telah mampu menerima ilmu orang lain kepada ilmunya sendiri".