Langsung ke konten utama

Fudhail bin Iyadl At-Tamimy

Profil ulama akherat, zuhud, wara', dan tidak rakus kekuasaan

Beliau adalah keturunan Bani Yarbu', biasa dipanggil dengan Abu Ali. Lahir di kota Khurasan. Setelah dewasa ia pindah ke Kufah dan belajar hadits di sana serta memperbanyak ibadahnya. Kemudian pindah ke Makkah dan wafat di sana.

Ishaq bin Ibrahim berkata, "Setiap malam, beliau menghamparkan tikar di dalam masjid, lalu melakukan shalat malam. Apabila mengantuk, beliau tidur sebentar, kemudian bangun dan melakukan shalat lagi. Apabila mengantuk, beliau tidur sebentar lalu bangun dan melakukan shalat lagi. Begitulah yang beliau lakukan sampai datang waktu shubuh."

Ishaq berkata lagi, "Aku mendengar Fudhail r.a. berkata, 'Apabila kamu tidak mempu melakukan shalat malam dan puasa di siang hari, maka ketahuilah, bahwa kamu adalah orang yang terhalang dari rahmat Allah, dan terbelenggu oleh kemaksiatanmu."
Diceritakan oleh Fadhl bin Rabi', bahwa pernah suatu tahun, khalifah Harun Ar-Rasyid melaksanakan haji. Lalu ia mendatangi Fadhl bin Rabi'. Kemudian mereka berdua mendatangi beberapa ulama untuk bertanya. Ternyata para ulama tersebut menyatakan bahwa sebaiknya khalifahlah yang memanggil mereka dan mereka datang, bukan khalifah yang datang kepada mereka. Pun para ulama, tersebut mau diberi hadiah oleh khalifah, dan hutang-hutang mereka dilunasi. Lalu tibalah mereka berdua di rumah Fudhail bin Iyadl r.a. Khalifah berkata kepadanya, "Ambillah hadiah ini". Jawab Fudhail r.a., "Sesungguhnya ketika Umar bin Abdul Aziz memegang khilafah (kerajaan), beliau mengundang beberapa ulama untuk diajak musyawarah. Beliau berkata kepada mereka, 'Aku telah diuji Allah dengan ujian yang berat. Maka berilah aku pendapat'. Sesungguhnya Umar bin Abdul Aziz menganggap memegang kekuasaan adalah suatu ujian. Tetapi kamu dan para pejabat lainnya menganggapnya sebagai nikmat. Diantara para ulama tersebut ada yang berkata kepada beliau, 'Jika kamu ingin selamat dari adzab Allah SWT, maka cintailah Muslimin sebagaimana kamu mencintai dirimu, dan bencilah mereka sebagaimana kamu membenci dirimu sendiri'. Sesungguhnya aku mengkhawatirkan kamu tentang suatu hari yang waktu itu banyak kaki-kaki terpeleset (masuk neraka). Maka, adakah orang yang memberimu pendapat?"

Mendengar itu, Harun Ar-Rasyid menangis histeris, dan berkata kepada Fudhail r.a., "Tambahilah nasehatmu kepadaku". Fudhail berkata, "Sesungguhnya Abbas, paman Rasulullah SAW pernah meminta jabatan kepada beliau. Maka Rasulullah SAW bersabda, 'Sesungguhnya kepemimpinan adalah kesengsaraan dan enyesalan di hari kiamat. Jika kamu bisa menolak supaya tidak jadi pemimpin, maka lakukanlah". Harun Ar-Rasyid menangis lagi, dan meminta tambahan nasehat seperti tadi. Fudhail r.a. berkata, "Hai orang yang tampan rupa, esok pada hari kiamat, Allah SWT akan meminta pertanggungjawabanmu tentang rakyatmu. Maka jika kamu dapat menjaga wajahmu itu dari neraka, maka lakukanlah, dan janganlah menipu rakyatmu, karena Nabi SAW bersabda, 'Barangsiapa yang masuk waktu pagi dalam keadaan menipu, maka ia takkan mencium bau syurga". Khalifah menangis lagi, dan bertanya, "Apakah kamu punya hutang, sehingga saya dapat melunasinya?" Fudhail menjawab, "Ya, saya punya hutang kepada Rabbku. Ia akan menanyakan tentang hutang itu. Celakalah aku jika Rabbku menanyaiku. Celakalah aku, jika Ia membicarakannya". Khalifah berkata, "Ini ada seribu dinar. Terimalah buat nafkah keluargamu, dan untuk memperkuat ibadahmu". Fudhail r.a. berkat, "Subhanallah, aku telah menunjukimu pada jalan keselamatan, tapi engkau malah memberiku imbalan seperti ini. Semoga engkau diselamatkan Allah SWT". Lalu keluarlah khalifah dari rumah tersebut, sambil berkata kepada Fadhl bin Rabi', "Jika kau menunjukkan kepadaku seorang alim, maka tunjukkanlah aku pada orang yang seperti ini (Fudhail)".

Fudhail bin Iyadl r.a. wafat pada tahun 687 H. Semoga Allah merahmatinya, amiin .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Silsilah Condromowo

Eyang Srigati adalah Priyagung, begawan dari Benua Hindia yang datang ketanah jawa. Beliaulah yang menurunken Kerajaan-kerajaan di Indonesia mulai dari Pajajaran, Majapahit, Mataram dan seterusnya. Semua ada darah-darah Srigati. Beliau adalah keturunan Nabi Adam ke-8. Yang konon pernah duduk di Alas Ketonggo yang sekarang dikenal dengan Punden Srigati yang terdapat di desa Babatan kec. Paron Ngawi. Punden Srigati dulunya juga Tipak tilas Syeh Domba, Sunan Lawu, dan Sunan Kalijaga. Sunan Lawu (Kertabumi Brawijaya) adalah putra dari Raden Fatah _bin Raden Bathoro Katong _bin Sunan Tembayat SILSILAHEYANG SRIGATI. Eyang Srigati adalah Putra dari: ~ Eyang Wisnu _bin ~ Sang Yang Guru ~ Sang yang Tunggal ~ Sang Yang Wening ~ Sang yang Wenang ~ Sang Yang Nurroso _bin ~ Sang yang Nur Cahyo dan Nur Cahyo adalah Putra NABI ADAM.a.s. Dan itu mungkin terjadi kodrat ILLAHInabi Adam yang waktu itu di turunkan Allah di benua hindia pertama kali dan Siti Hawadi daerah Yordan setelah bertemu dan menjad

Silsilah dari Nabi Muhammad hingga Nabi Adam

Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hashim bin Abd Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lo'i bin Ghalib bin Fahr bin Malik bin An Nadr bin Kinanah bin Khuzaiman bin Mudzrikah bin Ilyas bin Mudar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Add bin Humaisi' bin Salaman bin Aws bin Buz bin Qamwal bin Obai bin 'Awwam bin Nashid bin Haza bin Bildas bin Yadlaf bin Tabikh bin Jahim bin Nahish bin Makhi bin Aid bin 'Abqar bin Ubaid bin Ad Da'a bin Hamdan bin Yathrabi bin Yahzin bin Yalhan bin Ar'awi bin Aid bin Deshan bin Aisar bin Afnad bin Aiham bin Muksar bin Nahith bin Zarih bin Sami bin Wazzi bin 'Adwa bin Aram bin Haidir bin Ismail bin Ibrahim bin Azar bin Nahur bin Saru' bin Ra'u bin Falikh bin Abir bin Shalikh bin Arfakhsad bin Sam bin Nuh bin Lamik bin Matulsakh bin Idris bin Yarid bin Mahla'il bin Qinan bin Anwas bin Sheth bin Adam a.s   Watsilah bin Asyqo berkata, aku mendengar Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya Al

silsilah para nabi dan rosul