Syamsuddin  Tabrizi dilahirkan di Kota Tabriz di Persia pada Tahun 1148 M. Sejak  masa kanak-kanak, ia sudah memperlihatkan bakat dan kejeniusan luar  biasa. Jangankan bermain, ia justru malah menghadiri Majelis Pengajian  dan belajar tentang Syekh-syekh Sufi masa lalu. Di usia yang masih  sangat muda, ia merasakan kerinduan dan mencari-cari sang kekasih dalam  dirinya. Karena tidak ada seorang anak sebaya pun yang bisa memahaminya,  ia sering menghabiskan waktunya sendirian. Karena itulah, Sayms selalu  kelihatan murung dan sedih.   Orang  tua Syams mengira bahwa kemurungan dan kesedihannya lantaran  keinginannya tidak tercapai, sebagaimana lazimnya terjadi pada diri anak  muda. Mengenai hal ini Syams berkata, “Tatkala mereka bertanya  kepadaku, ‘Mengapa engkau murung dan sedih? Apakah engkau menginginkan  baju-baju terbuat dari perak dan emas? Lalu kujawab, ‘Tidak, aku  menginginkan seseorang yang bisa menanggalkan/melepaskan apa yang sudah  kukenakan ini,’”. Yang di maksud Syams a...
Perjalanan Hidup Blog ini tentang cerita pengetahuan serta pengalaman selama belajar menjadi santri atau murid di pesantren assalikiyah Becirongengor Wonoayu Sidoarjo